Rabu, 28 November 2018

KENALI PENYAKIT CAMPAK




BAGAIMANA MENGENALI PENYAKIT CAMPAK?
Penyakit Campak itu mempunyai tanda atau gejala sebagai berikut :
A.      Tahap Awal (hari 1 sampai hari ke-3)
1.       Biasanya didahului dengan panas
2.       Anak kelihatan lemah-lesu
3.       Sering disertai dengan batuk-pilek
4.       Mata memerah
5.       Keluar air mata (nrocos) kalau kena sinar yang terang terasa sakit.

B.       Tahap Lanjut (hari ke-4 sampai hari ke-5)
1.       Anak bertambah panas
2.       Batuk semakin ngikil
3.       Ingusnya semakin bertambah banyak
4.       Keluar bintik-bintik merah. Kalau ibu-ibu sekalian mengamati, ternyata bintik –bintik merah tersebut muncul pertama kali dari belakang telinga kemudian ke dahi kemudian ke leher dan kemudian menjalar ke badan sampai ke ke dua kaki si anak.
5.       Setelah bintik-bintik merah itu tersebar merata ke seluruh tubuh, baru panas badannya turun.

C.      Tahap Penyembuhan (hari ke-6 sampai hari ke-9)
1.       Biasanya mulai hari ke-6 bintik-bintik merah akan berubah warnanya menjadi kehitaman dan akan mulai berangsur-angsur hilang.
Jadi ibu-ibu sekalian tidak perlu khawatir kalau ada anggota keluarga ibu yang terkena campak, karena sebenarnya penyakit campak itu bisa sembuh sendiri tanpa pengobatan.
Perlu ibu-ibu sekalian ketahui, bahwa bisa jadi bintik-bintik merahnya sudah hilang tapi diare, batuk dan pileknya tidak berangsur-angsur sembuh juga panas badannya tidak turun-turun atau matanya masih tetap memerah. Saat itu ibu harus memikirkan bahwa anak ibu selain kena campak juga kemasukan kuman lain.

BAGAIMANA CAMPAK ITU MENULAR KE TUBUH ORANG LAIN?
Campak adalah penyakit menular. Mau tahu cara penularannya :
Saat penderita campak batuk atau bersin maka penderita akan menyemprotkan titik-titik cairan ludah atau ingus yang banyak mengandung kuman Campak. Bayi atau anak yang berada di dekat penderita akan terkena percikan ludah atau ingus yang mengandung kuman Campak tersebut. Setelah itu kumannya masuk ke saluran nafas si-bayi atau si-anak yang ada di dekatnya tadi melalui hidung. Jadinya anak atau bayi tersebut ketularan penyakit campak.

BERAPA KALI SESEORANG DAPAT SAKIT CAMPAK?
Perlu diketahui bahwa penyakit campak Insya Allah hanya diderita sekali seumur hidup. Jadinya bagi ibu-ibu yang sudah kena campak tidak usah khawatir akan kena campak lagi karena sering menggendong anaknya yang sedang sakit campak. Kalaupun ada orang yang sakit campak untuk yang kedua kalinya, sebenarnya penyakit campak yang kedua kalinya ini bukanlah penyakit campak yang sebenarnya.

APA YANG BISA IBU LAKUKAN TERHADAP PENDERITA CAMPAK?
1.  Berikan makanan yang bergizi tinggi untuk si penderita campak, seperti : susu, telur dan madu.
2.  Kalau anak anda panas, kompreslah anak ibu dengan air dingin atau kalau punya berikan obat penurun panas
3.  Segera lapor ke Puskesmas terdekat.

BAGAIMANA MENCEGAH PENULARAN PENYAKIT CAMPAK?
Mengingat bahwa penyakit campak mudah sekali menular, maka bila ada anggota keluarga atau tetangga yang sakit campak usahakan agar anak-anak ibu yang belum kena campak tidak bergaul dulu dengan si penderita campak. Atau bisa jadi anak yang sedang sakit campak dilarang ke luar rumah sebelum sembuh benar, karena akan menulari orang lain.




Rabu, 14 Februari 2018

HUJAN ADALAH RAHMAT ALLAH SWT.

Air Hujan Penuh Rahmat dan Penuh Berkah
Air hujan merupakan salah satu perkara terpenting bagi kehidupan makhluk hidup di muka bumi. Hujan adalah rahmat. Hujan adalah berkah. Hujan juga memiliki peranan penting bagi semua makhluk hidup, termasuk manusia.
Dalam al-Quran Surat Az-Zukhruf, Allah memberikan informasi bahwa hujan dinyatakan sebagai air yang diturunkan dalam “ukuran tertentu”.

الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ مَهْدًا وَجَعَلَ لَكُمْ فِيهَا سُبُلًا لَّعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ      
       
“Dan yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur).” (QS: Az-Zukhruf : 11)
Allah telah menurunkan hujan sebagai rahmat di saat diperlukan oleh seluruh makhluk. Allah pula menurunkan hujan agar banyak orang mendapat kegembiraan setelah bertahun-tahun hampir putus asa menunggu. Karena itu, al-Quran menyebut hujan sebagai rahmat dan berkah, bukan musibah.

 وَهُوَ الَّذِي يُنَزِّلُ الْغَيْثَ مِن بَعْدِ مَا قَنَطُوا وَيَنشُرُ رَحْمَتَهُ وَهُوَ الْوَلِيُّ الْحَمِيدُ

“Dan Dialah Yang menurunkan hujan sesudah mereka berputus asa dan menyebarkan rahmat-Nya. Dan Dialah Yang Maha Pelindung lagi Maha Terpuji.” (QS: Asy-Syuura [41] : 28).
Dengan mengirim hujan-lah, Allah menyuburkan tanaman-tanaman yang dibutuhkan manusia dan semua mahkluk yang hidup di bumi, menumbukan pepohonan dan buah-buahan dan biji tanaman yang dibutuhkan manusia.

وَنَزَّلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً مُّبَارَكاً فَأَنبَتْنَا بِهِ جَنَّاتٍ وَحَبَّ الْحَصِيدِ

“Dan Kami turunkan dari langit air yang penuh keberkahan lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam.” (QS: Qaaf (50) : 9).
Yang dimaksud keberkahan di sini adalah turunnya hujan, lebih banyak melahirkan kebaikan (manfaat), daripada mudharatnya (keburukan). Di antara keberkahan dan manfaat hujan adalah manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan sangat memerlukannya untuk keberlangsungan hidup, sebagaimana Allah Ta’ala berfirman:

أَوَلَمْ يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ كَانَتَا رَتْقاً فَفَتَقْنَاهُمَا وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاء كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ أَفَلَا يُؤْمِنُونَ

“Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?.” (QS. Al Anbiya’ (21) : 30).

Air Hujan sebagai Air Terbaik
Pertama, Al Quran menarik perhatian kita dengan pernyataan air hujan adalah tawar.
Allah Ta’ala berfirman :

أَفَرَأَيْتُمُ الْمَاء الَّذِي تَشْرَبُونَ

أَأَنتُمْ أَنزَلْتُمُوهُ مِنَ الْمُزْنِ أَمْ نَحْنُ الْمُنزِلُونَ

“Wahai manusia apa pendapat kalian tentang air yang kalian minum? Apakah kalian yang menurunkannya dari awan ataukah Kami yang menurunkannya? Sekiranya Kami jadikan air hujan terasa asin lagi pahit, adakah kalian mampu mengubahnya menjadi air tawar? Mengapa kalian tidak mau mensyukuri nikmat Allah?” (QS: Surat Al Waqi’ah (56): 68-70)


هُوَ الَّذِي أَنزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً لَّكُم مِّنْهُ شَرَابٌ وَمِنْهُ شَجَرٌ فِيهِ تُسِيمُونَ

“Dialah Tuhan yang menurunkan hujan dari langit bagi kalian. Diantara air hujan itu ada yang menjadi minuman, ada yang menumbuhkan pepohonan, dan ada pula yang menumbuhkan rerumputan yang menjadi makanan bagi ternak kalian.” (QS: Surat An-Nahl (16): 10)

وَهُوَ الَّذِي أَرْسَلَ الرِّيَاحَ بُشْراً بَيْنَ يَدَيْ رَحْمَتِهِ وَأَنزَلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً طَهُوراً

“Dia lah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar gembira dekat sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); dan Kami turunkan dari langit air yang amat bersih.” ( QS: Surat al-Furqan (25) : 48)
Seperti telah kita ketahui, air hujan berasal dari penguapan air dan 97% merupakan penguapan air laut yang asin. Namun, air hujan adalah tawar. Air hujan bersifat tawar karena adanya hukum fisika yang telah ditetapkan Allah. Berdasarkan hukum ini, dari mana pun asalnya penguapan air ini, baik dari laut yang asin, dari danau yang mengandung mineral, atau dari dalam lumpur, air yang menguap tidak pernah mengandung bahan lain. Air hujan akan jatuh ke tanah dalam keadaan murni dan bersih, sesuai dengan ketentuan Allah Swt. 

Air Hujan adalah Rahmat
Allah SWT berfirman:

قَالَ رَبُّ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَمَا بَيْنَهُمَا إِن كُنتُمْ تَعْقِلُونَ

“Dan Dialah Yang menurunkan hujan sesudah mereka berputus asa dan menyebarkan rahmat-Nya. Dan Dialah Yang Maha Pelindung lagi Maha Terpuji.” (QS. Asy Syuura : 28).

Air Hujan Menyuburkan Tanaman
Selain tanah diberi air, yang merupakan kebutuhan mutlak bagi makhluk hidup, hujan juga berfungsi sebagai penyubur. Tetesan hujan, yang mencapai awan setelah sebelumnya menguap dari laut, mengandung zat-zat tertentu yang bisa memberi kesuburan pada tanah yang mati. Tetesan yang “memberi kehidupan”.

وَهُوَ الَّذِي أَرْسَلَ الرِّيَاحَ بُشْراً بَيْنَ يَدَيْ رَحْمَتِهِ وَأَنزَلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً طَهُوراً

لِنُحْيِيَ بِهِ بَلْدَةً مَّيْتاً وَنُسْقِيَهُ مِمَّا خَلَقْنَا أَنْعَاماً وَأَنَاسِيَّ كَثِيراً

“…Kami turunkan air hujan yang bersih dari langit. Dengan air hujan itu Kami suburkan tanah-tanah yang tadinya tandus. Dengan air hujan itu kami beri minum makhluk-makhluk Kami hewan ternak dan segenap manusia.” (QS: Surat al-Furqan (25) : 48-49)
وَنَزَّلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً مُّبَارَكاً فَأَنبَتْنَا بِهِ جَنَّاتٍ وَحَبَّ الْحَصِيدِ
“Kami turunkan air hujan yang berbarakah, banyak manfaatnya dari langit kemudian dengan air hujan itu Kami tumbuhkan kebun-kebun dan biji-bijian yang dapat dipanen” (QS. Qaf (50): 9)

الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ مَهْداً وَسَلَكَ لَكُمْ فِيهَا سُبُلاً وَأَنزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجْنَا بِهِ أَزْوَاجاً مِّن نَّبَاتٍ شَتَّى

“Tuhan yang telah menciptakan bumi dengan permukaan datar bagi kalian, dan menjadikan kalian dapat berjalan di atas bumi itu dengan bermacam-macam jalan. Tuhan menurunkan hujan dari langit. Kamipun mennumbuhkan berbagai macam tumbuhan yang berpasang-pasangan.” (QS. Thaha (20) : 53).

Air Hujan Sebagai Keberkahan
Hujan atau air hujan adalah air yang diturunkan dari langit dan penuh keberkahan. Allah Ta’ala berfirman :

وَنَزَّلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً مُّبَارَكاً فَأَنبَتْنَا بِهِ جَنَّاتٍ وَحَبَّ الْحَصِيدِ

“Dan Kami turunkan dari langit air yang penuh keberkahan lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam.” (QS. Qaaf (50) : 9).
Di antara keberkahan dan manfaat hujan adalah manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan sangat memerlukannya untuk keberlangsungan hidup, sebagaimana Allah Ta’ala berfirman :

أَوَلَمْ يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ كَانَتَا رَتْقاً فَفَتَقْنَاهُمَا وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاء كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ أَفَلَا يُؤْمِنُونَ

“Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?” (QS. Al Anbiya’ (21) : 30).

Mengapa Air Hujan Menjadi Musibah Banjir Dimana-mana?
Jika air hujan disebut Al-Quran sebagai rahmat dan keberkahan, mengapa fakta menunjukkan air hujan menjadi musibah banjir di mana-mana?
Jawabannya sebagaimana yang telah difirmankan dalam surah al-Ruum, ayat 41:

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).

Thanks for reading ..

KENALI PENYAKIT CAMPAK

BAGAIMANA MENGENALI PENYAKIT CAMPAK? Penyakit Campak itu mempunyai tanda atau gejala sebagai berikut : A.       Tahap Awal ...